Emmy Tobing Si Lady Rocker
Musik baginya adalah hidup, dijalaninya penuh irama, di anggapnya mudah, begitulah Emmy Tobing memandang dirinya dalam mengarungi masa. Rock n Roll dan mengalir pasti. Mengidolakan Janis Joplin wanita berzodiak Virgo ini terus memainkan
telepon pintarnya, sesekali ia tersenyum kepada kawannya, dari mulutnya
lirih terdengar untaian nada keluar, seperti sedang mengkonstruksi nada.
Saat ditanya apa yang disukainya ia menjawab begitu menyukai kota
dimana ia tinggal dan membangun karir musiknya.
Sebelum bergabung dengan
Dom Project ia adalah vokalis dari band Play yang pernah memenangi
ajang Dream Band di sebuah stasiun televisi swasta. Dari ajang itulah
kemudian ia terus mengembangkan apa yang ia cita-citakan, menjadi Lady
Rocker, namun ia sadar bahwa musik belum bisa menjadi pegangan hidupnya
ia pun mengisi harinya bekerja sebagai General Manager di sebuah cafe
di Kota kembang yang sejuk.
Di Abbe Studio, Jakarta Selatan, Emmy membungkus tubuhnya dengan pakaian serba hitam. Kacamata dengan bingkai merah menutupi bola matanya yang lelah. Ia tidak tidur pagi itu, jadwal latihan bersama Dom Project hari itu tak biasa, pagi-pagi perempuan yang menghiasi lengannya dengan tatto itu meluncur langsung dari Bandung, tempat ia tinggal selama dua belas tahun lebih.
Lahir di Riau, ia adalah anak bungsu yang tak manja. Saat di tanya laki-laki idamannya dengan penuh semangat ia menjawab tak menyukai laki-laki beraroma wangi dan berdandan kosmopolitan, sungguh tak biasa. Baginya laki-laki wangi tidaklah luar biasa, hidupnya pun pasti tidak luar biasa. Ia lebih menyukai laki-laki dengan karakter yang keras dalam berusaha, semangat, pintar dan punya karakter kuat.
Suaranya terdengar serak dan keras taktala mike ia genggam dan musik kemudian mengalun kencang. Di Dom Project yang dimotori Yuke Sampurna ia adalah vokalis kedua dan ia begitu menyukai karakter musik yang di usung oleh band ini. Yuke sendiri adalah pembetot bass Band Dewa 19 yang dianggapnya memiliki sense musik rock yang luar biasa.
Di sebuah hari yang berbeda, ia duduk di sebuah sudut kafe tempat dimana ia bekerja. Disana ia bercerita tentang Bandung yang tak pernah ia tinggalkan. Hatinya tertambat oleh kota yang sejuk ini, baginya hidup adalah disini, di Bandung. Sering orang tuanya memintanya pulang namun ia lebih memilih untuk tetap memilih di bumi Parahyangan meski natal tiba.
Emmy tetaplah Emmy, ia menjalani hidup dengan ceria meski kadang ia membangun dunianya sendiri dalam keramaian. Terkadang ia pun kagum bila menemui seorang pria dengan wawasannya yang luas dan dapat memberikan cakrawala baru mengenal dunia.
Sumber: http://hiburan.plasa.msn.com/
Category: Berita Terbaru, Entertainment, Musik
0 komentar