Sasaran Bom Teroris Kelompok Hasmi
Belum diketahui kapan rencana dan pola peledakan, tapi dua titik sasaran diketahui berada di Jakarta, satu di Jawa Tengah, serta satu di Surabaya.
Para terduga teroris dari kelompok Harakah Sunni untuk Masyarakat Indonesia (Hasmi), disebutkan mengincar Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) dan tiga tempat lainnya, sebagai tempat sasaran pengeboman.
"Sasaran kelompok Hasmi ini: pertama, Konsulat Jenderal Amerika, Jalan Citra Raya Niaga 2, Surabaya; Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta; Plasa 89 yang di depannya terdapat Kedutaan Besar Australia dan kantor Freeport; serta Mako Brimob Jawa Tengah di Srondol, Jawa Tengah," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen (Pol) Suhardi Alius, dalam jumpa pers di Mabes Polri.
Dikatakan Suhardi, pihaknya masih mendalami, kapan waktu yang direncanakan kelompok ini akan melancarkan aksinya.
"Kami masih dalami, kapan akan dilaksanakan. Kami juga belum tahu apakah akan diledakkan secara bersama-sama atau tidak. Sementara ini, dari hasil interograsi, sasaran mereka tempat-tempat itu," tambahnya.
Suhardi pun menuturkan, kelompok Hasmi merupakan kelompok baru. Kendati merupakan kelompok baru, mereka menurutnya punya kemampuan sama dengan kelompok lama.
"Mereka sudah belajar perakitan dan membuat bom sendiri. Belajar dari buku panduan, ada bahasa Indonesia dan Inggris. Biasa di-download dari internet. Ini kelompok baru. Tapi mereka punya kemampuan yang sama dengan kelompok lama," terangnya.
Menyoal apakah ada kaitannya kelompok Hasmi ini dengan kelompok lain, Suhardi menyampaikan bahwa pihaknya masih mendalaminya. "Kami masih dalami, apakah ada kaitannya dengan kelompok lain," katanya.
Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror menciduk 11 orang terduga teroris yang tergabung dalam jaringan Hasmi, pimpinan Abu Hanifah, di beberapa wilayah seperti Madiun, Solo, Bogor, dan Jakarta. Pada saat penangkapan, ditemukan sejumlah barang bukti berupa bahan peledak siap ledak, bahan yang masih dalam perakitan, amunisi, detonator, serta buku-buku panduan.
"Totalnya ada 11 orang yang ditangkap. Mereka semua satu jaringan. Latar belakang pendidikan mereka ada (yang) sarjana, buruh, dan lainnya. Kenapa kami tangkap secara serentak, supaya tidak lari kemana-mana," kata Suhardi pula.
Terkait dari mana jaringan ini mendapatkan dana atau adakah penyokong dananya, Suhardi mengatakan lagi bahwa pihak Densus 88 masih menelusurinya. "Penyokong dana masih dikembangkan. Densus 88 masih dalami itu," tandasnya.
Sumber: http://beritasatu.com
Category: Berita Menarik, Berita Terbaru
0 komentar